Pengendalian Hama Ulat Kantung

Sumber Gambar :

    Diawal tahun 2009 produksi kayu albasia di beberapa tempat terjadi penurunan produksi karena adanya serangan hama ulat kantong  (Ptero plagiopleps)     yang merusak daun dan batang pohoan albasia, serangan hama ini sering terjadi   di musim kemarau yang dapat mengakibatkan  kematian pohon,  tetapi kadang-kadang serangan hama ulat kantong dapat terhenti saat musim penghujan.

    Pohon Albasia/sengon/ jengjeng  (albasizia falcataria) adalah pohon kayu rakyat yang awalnya merupakan tegakan guna penanganan lahan kritis melalui Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah ( RLKT).  Diakhir-akhir ini pohon jenis ini sangat digandrungi para petani hutan rakyat karena jenis kayu ini disamping relatif mudah dalam pembudidayaannya dan mudah dalam pemasarannya bahkan jenis kayu albasia  mendapat julukan emas hijau. Hal ini ditunjang pula oleh semakin meningkatnya kebutuhan kayu untuk kepentingan pembangunan industri kertas, mebelair maupun bahan bangunan.

    Serangan hama Ulat Kantong akan berhenti bila ulat ini sudah berkembang menjadi pupa dan kupu-kupu. Pada fase itu, dipastikan penanganan sudah terlambat, karena semua daun sudah kering dan meranggas. Hama Ulat Kantong berdampak sangat serius dan menyebabkan kematian sengon yang ditanam dengan cara monokultur, biasanya serangan hama ini pada musim kemarau. Ulat Kantong termasuk polypag, yakni pemakan segala. Tidak hanya sengon saja yang dimakan namun juga jenis kayu lainnya.   Ulat Kantong menyerang sengon segala umur.  

    Siklus hidup Ulat Kantong relatif cepat. Yaitu dapat  hidup fase  telur 1-3 minggu, larva 2 minggu, pupa 2 minggu dan ngengat atau imago 4 minggu. Setelah 2-3 minggu, telur menetas secara bersamaan, beribu-ribu ulat kecil bergelantungan mencari tempat dan makanan. Pada saat bersamaan, induk dari Ulat Kantong melepaskan diri dan jatuh ke tanah. Tanda-Tanda Serangan Hama Ulat Kantong.

Dalam mengetahui serangan hama ulat kantong dapat dilihat dengan gejala sebagai berikut: 1. Lapisan daun bagian bawah terlebih dahulu diserang, Daun lama-kelamaan nampak terawang. 2. Klorofil daun habis, daun berubah warna menjadi merah kecoklatan. 3. Pada musim kemarau daun kering dan tanaman mati

Upaya Pencegahan.

      a. Diversipikasi tanaman

Albasia yang terserang hama ulat kantong umumnya tanaman monokultur (tanaman sejenis), sehingga dimungkinkan hama akan memakan daun yang sama, oleh karena itu dapat dilakukan dengan melakukan upaya divesipikasi  dengn tanamn keras lain misalnya tanaman cengkeh atau buah-buahan yg lain. Dianjurkan untuk setiap Ha tanaman albasia dengan popuasi tanaman 400 batang setiap Hektar dapat di sisipkan   100 batang tanaman  Suren atau  Nimba, karena kedua pohon tersebut dapat  mengusir serangga dengan aroma khasnya yang bersifat revelent tidak antractant

      b. Rotasi tanaman

Hamparan pohon albasia yang mati  terserang hama ulat kantong sebaiknya diakukan  dirotasi satu periode dengan tanaman lain dengan maksud untuk memotong siklus perkembangan ulat kantong

c. Bibit Unggul.

Banyak jenis bibit albasia yang dikembangkan oleh petani kayu albasia menggunakan bibit unggul baik yang diseleksi oleh petani sendiri ataupun melalui balai pembenihan tanaman hutan, karena dengan bibit unggul disamping tahan terhadap seangan hama juga pertumbuhannya relatif cepat dan memiliki kwalitas batang/pohon/kayu yang lurus, kondisi ini  akan meningkatkan produksi kayu.

Upaya Pengendalian

Hal yang harus mendapat perhatian dalam pengendalian serangan hama ulat kantong adalah

  1. a. Pengamatan  secara rutin/periodik ada serangan dapat segera diketahui.
  2. b. Pemotongan daun terserang pada saat stadia pupa kemudian dibakar.
  3. c. Pemanfaatan musuh alami yang di lapangan (Apantetes dan Tachinidae / sejenis lalat hitam).
  4. d. Injeksi batang atau infus akar dengan insektisida sistemik.
  5. e. Dilakukan  serentak diseluruh lokasi tegakan albasia.

 

Cara pengendalian

Hama Ulat Kantong dapat dikendalikan dengan 2 cara, yakni dengan cara kimia dan menggunakan musuh alami:

   1. Pengendalian secara kimiawi dengan menggunakan insektisida sistemik dengan cara diinfus dan disuntikkan pada batang tanaman.

   2. Sedangkan dengan menggunakan musuh alami dapat menggunakan musuh alami dan burung pemakan ulat. Pengendalian dengan musuh alami terkendala karena saat ini ekosistem hutan mulai tidak seimbang, sehingga memicu perkembangan predator sengon. Sebaliknya musuh alami dari parasit predator pertumbuhannya cenderung menurun drastis.

Upaya penberantasan hama

  1. Penyemprotan

Pemberantasan ulat kantong dapat dilaukan dengan penyemprotan dengan insektisida sistemik karena ulat terlidung oleh kantongnya. Upaya inindapat dilakukan terhadap tanaman albasia muda yang berumur kurang dari 2 tahun dengan tinggi pohon maksikmal 3 meter.

  1. Penginfusan

Pemberantasan dengan penginfusan adalah memasukan isektisida sistemik melalui batang atau akar dengan harapan racun daoat sampai ke daun atau seluruh bagian tumbuhan.

Penutup.

Serangan hama ulat kantong dapat terjadi  pada musim kemarau,  pada tanaman  berumur kurang dari 3 tahun, biasanya akan terbebas bila musim penghujan tiba. Penanggulangan dapat dilakukan diversifikasi dengan menaman pohon suren atau nimba.

Bahan bacaan

1. Eksilopedia tanaman hutan

2. BPPK Candimulyo. Blogspot.com. 2013” Pengendalian ulat kantungpada tanaman albsia”

3. WWW. Gerbangpertanian.com/2013 “ Pengendalian ulat kantung”

4. Budi daya albasia.


Share this Post